PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA

                                                                    Cedera Olahraga




Definisi

Cedera olahraga adalah segala bentuk cedera yang timbul pada saat atau setelah berolahraga.

Klasifikasi

     Cedera olahraga dapat digolongkan menurut waktu terjadinya, penyebab cedera, dan jenis jaringan yang mengalami cedera.
      Menurut waktunya, cedera dapat digolongkan menjadi dua yaitu cedera yang diketahui terjadi belum lama (dalam hitungan jam) dan terjadi sudah lama (berhari hari). Cedera yang diketahui terjadi belum lama disebut cedera akut. Cedera akut memiliki ciri–ciri seperti korban merasakan nyeri, berwarna kemerahan di daerah cedera, teraba hangat, dirasakan panas oleh korban, terlihat bengkak, dan gangguan fungsi organ yang mengalami cedera sehingga tidak dapat melakukan fungsi normalnya seperti kaki tidak dapat melangkah. Cedera yang diketahui terjadi sudah lama disebut cedera kronik. Cedera kronik biasanya disebabkan karena penggunaan secara berlebihan. Cedera kronik dapat juga disebabkan oleh cedera akut yang tidak sembuh secara sempurna.
     Menurut penyebabnya, cedera olahraga dapat diklasifikasikan menjadi cedera langsung, cedera tidak langsung, dan cedera karena penggunaan berlebihan :

 Cedera langsung2 Cedera langsung merupakan cedera yang disebabkan langsung oleh sesuatu dari luar tubuh, seperti misalnya tabrakan dengan orang lain atau akibat hantaman benda seperti bola, stik hoki, dan sebagainya.
 Cedera tidak langsung2 Cedera tidak langsung dapat terjadi melalui dua cara yaitu, akibat adanya gaya pada bagian tubuh yang lain (misalnya terlepasnya sendi bahu akibat terjatuh dengan posisi tangan terjulur seperti pada gambar 2) dan akibat gaya yang dicetuskan tindakan diri sendiri, misalnya pada peregangan yang berlebihan atau kelelahan. Contohnya adalah cedera sprain atau strain.
 Cedera karena penggunaan berlebihan Cedera karena penggunaan berlebihan disebabkan oleh adanya gaya yang berulang-ulang pada tulang dan jaringan pengikatnya seperti tendon (penghubung antara tulang dengan otot) dan ligamen (penghubung antartulang) sehingga menimbulkan luka yang berukuran kecil yang jika tidak diistirahatkan dapat menyebabkan kerusakan dan rasa sakit. Cedera ini biasanya timbul ketika terjadi perubahan terhadap pola olahraga (seperti peningkatan frekuensi atau intensitas) yang tidak dapat ditoleransi tubuh. Faktor yang dapat menyebabkan cedera ini meliputi fleksibilitas yang buruk, adanya kelainan bentuk tulang, istirahat yang tidak cukup, serta penggunaan alat olahraga yang buruk.

       Berdasarkan jaringan yang terkena, cedera olahraga diklasifikasikan menjadi cedera jaringan keras dan cedera jaringan lunak.

 Cedera jaringan keras Cedera jaringan keras merupakan cedera yang terjadi pada tulang dan sendi. Cedera tersebut dapat berupa patah tulang atau lepas sendi baik sebagian maupun total.
 Cedera jaringan lunak Cedera jaringan lunak dapat terjadi pada kulit, otot, tendon, dan ligamen.2 Cedera pada otot dan tendon disebut strain sedangkan cedera pada ligamen disebut sprain.


Penanganan Cedera Olahraga: PRICES 

PRICES (Protection, Rest, Ice, Compression, Elevation, Support) merupakan salah satu cara menangani cedera olahraga pada jaringan lunak. Metode ini biasanya dilakukan pada kasus sprain dan strain.5 PRICES tidak boleh dilakukan pada kram otot, patah tulang terbuka, luka terbuka pada kulit, dan korban yang alergi dingin. Berikut adalah  rangkaian PRICES:

Protect (Proteksi)  
    Proteksi bertujuan untuk mencegah cedera bertambah parah dengan mengurangi pergerakan bagian otot yang cedera. Proteksi dapat menggunakan air splint dan ankle brace.
Rest (Istirahat) 
    Istirahatkan bagian tubuh yang cedera selama 2-3 hari untuk mencegah cedera bertambah parah dan memberikan waktu jaringan untuk sembuh.
Ice (Pemberian Es)
    Pemberian kompres es bertujuan untuk mengurangi peradangan. Kompres es akan menyebabkan menyempitnya pembuluh darah pada daerah yang dikompres sehingga mengurangi aliran darah ke tempat tersebut dan meredakan peradangan.

 Berikut adalah cara penggunaan kompres es:

o Es ditempatkan dalam kantong dan dibungkus sebelum dipakai. Tidak boleh ada kontak langsung antara es dan kulit
 o Kompres es pada daerah luka selama 20 menit setiap 2 jam, selama 1-2 hari
 o Kompres es dihentikan ketika peradangan berkurang. Ciri-ciri adanya peradangan: kemerahan, bengkak, panas, rasa nyeri, dan tidak bisa digerakkan.

Compression (Kompresi) 
    Kompresi bertujuan untuk mencegah pergerakan otot dan juga dapat mengurangi pembengkakkan. Kompresi dilakukan dengan menggunakan elastic bandage atau ankle taping. Dalam melakukan kompresi, harus diperhatikan jangan sampai kompresi terlalu ketat.
    Sebelum dan setelah pembalutan, periksa PMS pada korban, apakah pada ujung tubuh korban yang cedera masih teraba nadi (P, Pulsasi), masih dapat digerakkan  (M, Motorik), dan masih dapat merasakan sentuhan (S, Sensorik) atau tidak. Bandingkan pemeriksaan sebelum dan setelah pembalutan. Apabila kondisinya semakin memburuk, maka balutan dilonggarkan. Selain itu, setelah pembalutan perlu juga untuk ditanyakan kepada korban apakah balutan terlalu kencang atau tidak.
Elevation (Elevasi) 
    Elevasi dilakukan dengan menopang bagian yang cedera dengan suatu benda agar daerah yang cedera lebih tinggi dari permukaan jantung. Elevasi bertujuan untuk mengurangi tekanan dan aliran darah ke daerah cedera serta mengurangi pembengkakkan.
Support 
    Untuk memberikan support dapat digunakan kinesio tape dan straps. Support bertujuan untuk mencegah pergerakan otot yang berlebihan dan pencegahan cedera berulang.


Penanganan Cedera Olahraga: Obat-Obatan 

Obat-obatan yang dapat diberikan untuk mengatasi cedera olahraga diantaranya adalah obat golongan penghilang rasa nyeri (analgesik) dan pereda peradangan (antiinflamasi) seperti NSAID (asam mefenamat, natrium diklofenak, dll) atau dapat juga menggunakan asetaminofen untuk penghilang rasa nyeri jenis lain (panadol, aspirin, dll). Namun perlu diingat bahwa penggunaan obat-obatan ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Pencegahan Cedera Olahraga

Cedera olahraga dapat dicegah dengan asupan gizi yang baik, pemanasan dan pendinginan yang cukup. Dalam berolahraga, ketahui jenis dan risiko dari olahraga yang dilakukan. Penggunaan kinesio tape dan straps juga merupakan tindakan pencegahan.

HARM

HARM adalah hal-hal yang harus dihindari pada cedera olahraga untuk mencegah cedera yang lebih parah. HARM merupakan singkatan dari Heat (panas), Alcohol (alkohol), Running (berlari), Massage (pijat).

Kram Otot

       Kram otot adalah kontraksi dari otot secara tidak sadar dan mendadak sehingga otot kaku dan terasa nyeri. Penyebab dari kram otot diantaranya adalah keletihan otot akibat penggunaan yang berlebihan dan kurangnya cairan tubuh (dehidrasi). Kram otot umumnya terjadi pada bagian betis.
       Cara mengatasi kram otot adalah dengan mengistirahatkan dan merelaksasikan otot yang kram dengan cara melakukan peregangan, pemijatan, menghangatkan daerah yang kram, serta rehidrasi atau pemberian nutrisi. Kram otot tidak boleh diatasi dengan metode PRICES.




refrensi


https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://tbmfkui.org/wp-content/uploads/2015/08/Modul-Penanganan-Cedera-Olahraga-TBM-BEM-IKM-FKUI.pdf&ved=2ahUKEwjE__uy2cPeAhXMs48KHQkDA3UQFjAHegQIABAB&usg=AOvVaw3Xl16IsP-9kxPT5j_ZuQiH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERAPI LILIN ( PARAFFIN BATH)

MICROWAVE DIATHERMY (MWD)

ADAPTASI SUHU TUBUH TERHADAP LATIHAN DAN EFEK CEDERA DI CUACA PANAS DAN DINGIN