komunikasi terapeutik

KOMUNIKASI TERAPEUTIK



Pengertian komunikasi terapeutik
·         komunikasi teraputik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikatagorikan kedalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan. ( indrawati,2003 : 48 ).
·         Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional. Akan tetapi jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan masalahnya. ( arwani,2003 : 50 ).
·         Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan seni dan penyembuhan ( As Hornoby dalam intan,2005 ).


Komunikasi Terapeutik (KT) adalah
interaksi interpersonal antara tenaga fisioterapi dengan klien di mana si fisioterapis  berfokus pada kebutuhan spesifik klien dapat emengatasi sendiri atau dengan orang lain dengan pertukaran informasi yang efektif.


Fungsi komunikasi terapeutik
·         Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara fisoterapis dan pasien melalui hubungan fisioterapis dan pasien.
·         Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh fisioterapis.


Tujuan komunikasi terapeutik
·         Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
·         Kualitas  tindakan  yang akan diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan fisioterapis-klien,
·         Bila fisioterapis tidak memperhatikan hal ini, hubungan fisioterapis-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.


Unsur-unsur komunikasi terapeutik
Menurut kariyoso ( 1994 ) bahwa unsur-unsur komunikasi yaitu :
1.      Komunikator
Komunikator adalah individu, keluarga maupun kelompok yang mempunyai inisiatif dalam menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi sasaran. Komunikator juga berarti tempat berasalnya sumber pengertian yang dikomunikasikan.
2.      Message
Message adalah berita yang disampaikan oleh komunikatormelalui lambang-lambang pembicaraan, gerakan-gerakan dan sebagainya. Message bisa berupa gerakan, sinar, suara,lambaian tangan dan sebagainya. Sedangkan dirumah sakit message bisa berupa nasehat dokter, hasil konsultasi pada status klien, laporan dan sebagainya.
3.      Channel
Channel adalah sarana tempat berlakunya lambang-lambang, meliputi pendengaran, pengelihatan, penciuman dan perabaan.
4.      Komunikan
Komunikan adalah suatu objek-objek yangdijadikan suatu sasaran dalam suatu kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang, bisa juga berupa klien, keluarga maupun masyarakat.
5.      Feed back
Feed back adalah suatu arus umpan balik didalam proses terjadinya selama berlangsungnya kmunikasi. Hal ini  dapat juga dijadikan suatu patokan sejauh mana sih pencapaian suatu pesan yang telah disampaikan.


Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik
Prinsip komunikasi terapeutik pendapat buku panduan idp UMP ( 2010 ) yaitu:
·         Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
   Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai.
·         Perawat harus memahami, menghayati nilaiyang dianut oleh klien.
·         Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien baik fisik maupun mental.
·         Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan klien memiliki motivasi untuk merubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tubuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
·         Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara berhadap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.
·         Mampu membentuk batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
·         Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik.
·         Mampu berperan sebagai role model agardapat menunjukan dan menyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat fisik, mental, spiritual dan gaya hidup.
·         Altruitsme mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi.
·         Berpegangan jawab dalam dua dimensi, yaitu: tanggung jawab terhadap dirinya sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain tentang apa yang dikomunikasikan.
Sikap dalam komunikasi terapeutik
·         Berhadapan
·         Mempertahankan kontak mata
·         Membungkuk ke arah klien
·         Memperlihatkan sikap terbuka
·         Tetap rileks


Karakteristik komunikasi terapeutik
1.      Keikhlasan ( genuineness )
Kesadaran diri perawat untuk dapat menerima sikap klien tanpa menolak segala bentuk perasaan negatif yang dimiliki klien dan berusaha untuk berinteraksi dengan klien. Perawat tidak akan menolak segala bentuk perasaan negatif yang dipunyai klien, bahkan ia akan berusaha berinteraksi dengan klien.
2.      Empati ( empathy )
Empati merupakan perasaan “pemahaman” dan “penerimaan” perawat terhadap perasaan yang dialami klien dan kemampuan merasakan “dunia pribadi klien”. Empati cendrung bergantung pada kesamaan pengalaman diantara orang-orang yang terlibat komunikasi. Perawat akan lebih mudah untuk mengatasi nyeri pada pasien, misalnya jika diamempunyai pengalaman yang sama tentang nyeri, sebagai perawat empatik, perawat harus berusaha keras untuk mengetahui secara pasti apa yang sedang dipikirkan dan dialami klien.
3.      Kehangatan ( warmth )
Adanya kehangatan, perawat akan mendorong klien untuk mengekspresikan ide-ide dan menuangkannya dalam bentuk perbuatan tanpa rasa takut dimaki atau dikonfrontasi. Kehangatan juga dapat dikomunikasikan secara nonverbal. Penampilan yang tenang, suara yang meyakinkan dan pegangan tangan yang halus menunjukan rasa belas kasih atau kasih sayang terhadap pasien.


Faktor-faktor yang komunikasi teraputik
·         Budaya
·         Nilai ( kepercayaan dan peraturan kehidupan masyarakat )
·         Keadaan emosional (perasaan yang mempengaruhi pola komunikasi )
·         Orientasi spiritual
·         Pengalam internal ( misalnya dampak biologis dan psikologis bagaimana seseorang menginterprestasikan situasi kehidupan )
·         Kejadian diluar individu
·         Sosialisasi keluarga mengenai komunikasi
·         Bentuk hubungan
·         Konteks hubungan saat ini
·         Isi pesan ( misalnya topik-topik yang menimbulkan kepekaan berdampak secara emosional )


Cara mengukur komunikasi terapeutik
Menurut Giyanto ( 2010 ):
a.       Menunjukan perhatian, yaitu :
·         Memandang pasien
·         Kontak mata
·         Sikap terbuka
·         Rileks
·         Mengangguk
·         Mencondongkan tubuh karena pasien
b.      Menunjukan penerimaan, yaitu:
·         Mendengarkan
·         Memberikan umpan balik
·         Komunikasi non-verbal dan verbal sesuai
·         Tidak mendebat atau mengeskpresikan keraguan


Status hubungan
Ø  Fisioterapis, pemberi alternatif informasi dan alternatif pemecahan masalah.
Ø  Klien, menerima informasi dan membutuhkan bantuan.


Fisoterapis sebagai terapis
Fokus analisa
ü  Kesadaran diri
ü  Klarifikasi nilai
ü  Eksplorasi perasaan
ü  Kemampuan menjadi model
ü  Rasa tanggung jawab


Tanggung jawab
ü  Fisioterapis melakukan hubungan dengan klien adalah hubungan yang penuh tanggung jawab.
ü  Resiko yang dihadapi adalah rasa aman dan nyaman sampai kematian klien.
ü  Tanggung gugat adalah hak klien.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

MICROWAVE DIATHERMY (MWD)

Short Wave Diatermi (SWD)

PENGARUH LATIHAN TERHADAP FUNGSI OTOT DAN PERNAPASAN