Adaptasi sistem kardiovaskuler
Adaptasi sistem
kardiovaskuler
Perubahan fungsi dalam sistem kardiovaskuler selama
latihan akan tergantung pada tipe yaitu tipe dinamis atau statis dan
interstatis latihan. Selama latihan dinamis ( seperti lari,renang atau bersepeda
) akan dapat merangsang suatu kontraksi dalam kelompok otot-otot yang besar.
Sehingga dapat menyebabkan suatu respon atau perubahan akut yang besar pada
sistem kardiovaskuler yaitu sangat meningkatnya suatu cardiac output, heart
rate,dan tekanan darah diastolik. Repon yang diakibatkan oleh latihan dinamik
ini, akan dapat merangsang pusat otak dan apabila latihan yang diteruskan akan
memberikan signal mekanisme umpan balik pada kardiovaskuler center yang ada di
batang otak, sehingga dapat menimbulkan suatu perubahan-perubahan berupa penurunan
tahanan vaskuler ( vascular resistance ) untuk mengimbangi suatu peningkatan
berfungsi otot dan peningkatan cardiac output untuk meningkatkan dalam pengambilan
oksigen. Yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan tekanan pada arteri rata-rata.
Respon kardiovaskuler pada latihan
dinamik dan static sangatlah berbeda pada latihan static ( high intensity,
strength exercise, dan latihan yang membatasi kontraksi pada otot seperti
angkat berat atau latihan isometric ) akan didapatkan hasil peningkatan pengambilan
oksigen, cardiac output, dan stroke volume dari pada latihan dinamik. Tetapi pada
latihan static lebih meningkatkan tekanan darah dan tekanan yang rata-rata
arteri ( Fahey.1984, Fletcher.1995, Levine.2001 ).
Latihan endurance ( aerobik ) dapat
menyebabkan banyak perubahan adaptasi pada sistem kardiovaskuler.
Peningkatan ukuran jantung ( heart
size )
Ukuran jantung pada atlit pada
umumnya akan lebih besar apabila dibandingkan dengan yang bukan atlet. Pada
atlit untuk olahraga ketahanan ( endurance/aerobic ) maka peningktan ukuran
jantung disebabkan adanya peningkatan volume ventrikel tanpa peningkatan tebal
otot. Sedangkan pada atlit yang untuk gerakan-gerakan cepat ( non
endurance/anaerobic ) seperti lari cepat,
gulat, dan lain-lainnya maka peningkatan ukuran yang akan disebabkan oleh penebalan
dinding ventrikel dengan tanpa peningkatan volume ventrikel nya. Bersamaan
dengan peningkatannya jumlah kapiler ( Fox 1993, Soekarman 1986, Fleck 1992,
Sumosardjuno 1994, Seiler 1996, Wilmore 2003 ).
Penurunan frekuensi jantung/denyut
nadi ( bradikardi )
Dengan penurunan frekuensi jantung,
maka jantung mempunyai cadangan denyut jantung ( Heart Rate Reserve/HRR ) yang
lebih tinggi. Terjadinya penurunan frekuensi jantung dapat disebabkan oleh
adanya peningkatan tonus saraf parasimpatis, penurunan saraf parasimpatis, penurunan
saraf simpatis atau kombinasi juga dapat terjadi penurunan dari frekuensi pengeluaran
pada implus dari paru jantung. Dengan adanya perubahan volume, maka ise sekuncup
( stroke volume ) akan menjadi lebih besar dan bila cadangan denyut jantung (
cardiac output ) akan menjadi lebih tinggi dan dengan adanya begitu pengangkutan
oksigen akan menjadi lebih baik tinggi lagi. ( Soekarman 1986, Fox 1993, Fahey
1984, Seiler 1996, Wilmore 2003 ).
Peningkatan volume darah dan
hemoglobin
Kemampuan dalam mengangkut oksigen
tergantung darijumlah hemoglobin danjumlah darah. Apabila hemoglobin yang
meningkat maka kemampuan mengikat oksigen juga meningkat. Namun terjadinya peningkatan
hemoglobin akan menyebabkan viskositas darah yang meningkat sehingga akan
menyebabkan meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah yang berakibat kapasitas
mengangkut oksigen justru menurun. Yang mengikat bukanlah jumlah Hb/100 cc
darah, tetapi jumlah Hb total. Peningkatan jumlah Hb total ini disebabkan
karena peningkatan volume darah sesudah latihan yang cukup lama, maka jumlah
darah meningkat dari 51 menjadi 61 ( Soekarman 1986.Fox 1993 ).
Peningkatan stroke volume
Akibat dari pembesaran otot jantung
akan dapat menyebabkan volume darah yang meningkat, maka dengan demikian
jantung akan dapat menampung darah yang lebih banyak, dan dengan sendirinya
stroke volume pada waktu istirahat dapat menjadi lebih besar. Maka hal ini dapat
memungkinkan jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama setiap menit
dengan denyutan lebih sedikit. Jantung atlit endurance memiliki stroke volume
yang jauh lebih besar dari pada orang yang tidak pernah berlatih dengan umur
yang sama. Baik pada waktu istirahat maupun pada waktu saat berlatih. Latihan
daya tahan ini dapat meningkatkan stoke volume pada saat istirahat, selama
latihan sub maksimal dan latihan maksimal ( Soekarman. 1986,
Sumorsardjuno.1994, Fahey. 1984, Fox. 1993,Seiler. 1996, Wilmore, 2003 ).
Cardiac output
Ada tendensi cardiac output tidak
mengalami perubahan saat istirahat dan kerja yang sub maksimal, tetapi sangat
meningkatkan pada kerja yang maksimal. Cardiac output pada waktu istirahat
lebih kurang antara 4-6 liter permenit, dan maksimalnya sekitar 20-30 liter permenit.
Pada orang normal dan betul-betul terlatih dapat mencapai 40 liter per menit. (
Soekarman.1986, Sumosardjuno.1994, Fahey.1984, Fox.1993,Seiler.r.1996,Wilmore.2003
).
Peningkatan jumlah kapiler
Latihan endurance yanglama suatu kompetensi
menyebabkan pembesaran pada otot rangka, yang diikuti oleh meningkatnya suatu pembuluh
darah kapiler pada otot yang bertambah banyak, sehingga dapat memungkinkan
difusi oksigen didalamotot akan dapat
mudah, akibatnya mempunyai kemampuan untuk mengangkut dan mempergunakan oksigen
yang lebih besar dari pada orang yang tidak terlatih. Karena dari itu dapat
mengkonsumsi oksigen yang lebih banyak per-unit masa otot dan dapat bekerja
lebih tahan lama. ( Soekarman.1986, Sumosardjuno.1994, Fahey.1984,
Fox.1993,Seiler.1996, Wilmore.2003 )
Tekanan darah
pada waktu istirahat, tekanan yang
noemal adalah 120 mmHg sistolik dan 80 mmHg diastolik ( 120/80). Selama
melakukan olahraga tekanan sisitolik naik secara cepat dan kadang-kadang dapat
mencapai 200 atau 250 mmHg ( respon akut ). Sedangkan tekanan diastolik perubahannya
hanya ada sedikit ( Sumosardjuno.1994, Fahey.1984 ).
Latihan daya tahan/endurance (
training ) cendrung menurunkan tekanan sistole, diastole dan tekanan darah
rata-rata arteri. Penurunan tekanan darah ini sangatlah penting untuk
menghindari terjadinya resiko penyakit-penyakit jantung. ( Fahey.1984 )
Selama latihan daya tahan yang
bersifat dinamis ( lari,bersepeda,dll ) terjadi dilatasi kapiler dalam otot
yang sedang bekerja menurunkan tahanan asteri terhadap aliran darah, yang
melebihi dari vasokontstriksi pembuluh darah pada jaringan yang tidak bekerja.
Oleh karena itu pengaruh peruahan pada diameter pembuluh darah selamalatihan
menurunkan tekanan darah. ( Lamb.1984 )
Aliran darah
Dengan training, akan dapat
menurunkan aliran darah coroner pada saat istirahat, maupun selamalatihan
submaksimal. Peningkatan stroke volume dan penurunanherat rate menyebabkan penurunan
konsumsi oksigen otot jantung. Peningkatan aliran darah koroner terjadi pada
latihan maksimal, ini untuk mendukung peningkatan metabolic untuk peningkatan
cardiac output. ( Fahey.1984 ).
Aliran darah otot rangka cendrung
rendah selama dalam latihan submaximal dan meningkatkan pada latihan maksimal. Pada
otot yang aktif ( latihan maksimal ) ke cendrung aarteriole untuk menekan
jaringan lain ( selain otot ) dan mengalihkan darah otot yang sedang aktif (
Lamb.1984 ).
Arteriovenous oksigen different
Latihan fisik menyebabkan perbedaan
a-v O2 yang lebih besar terutama pada latihan maksimal. Peningkatan a-v O2 ini
disebabkan oleh jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh jaringan ( otot ) meningkat
semakin banyak kandungan oksigen yang semakin besar perbedaanya. Peningkatan perbedaan
a-v O2 ini juga sangat dipengaruhi oleh distribusi aliran darah, karena
jaringan yang secara metabolic lebih aktif ( seperti pada latihan maksimal )
mengandug oksigen lebih banyak dibandngkan jaringan yang kurang aktif (
Fahey.1984,Fox.1993 )
Refrensi
Fox E.L., Bowers R.W., Foss M.L.
1993. The Physiological Basis for Exercise and Sport. 5th. Ed. Boston-USA.
WCB/McGraw-Hill.
Fletcher G.F, Balady G., 1995.
Exercise Standards, A statement for Healthcare Professionals From The American
Heart Association, Article of Circulation. American Heart Association, Inc
Fleck S.J. 1992. Cardiovascular
Response to Strength Training, in Strength and Power in Sport.Edited : Komi
P.V., International Olympic Committee, London. Blackwell Scientific
Publication.
Fahey, B. 1984. Exercise Physiology,
Human Bioenergetics and Its Applications. USA. Johon Eiley & Sons.
Guyton A.C. 2000. Text Book of
Medical Physiology. 10th. Ed. USA. W.B. Saunders Co.
Levine B.D. 2001.Exercise Physiology
for The Clinician. In Exercise and Sports Cardiology. Editor : Thompson P.D.,
McGraw-Hill Companies, Inc.
Lamb D.R. 1984. Physiology of
Exercise Responses an Adaptation. 2th. Ed. Macmillan Publishing Company.
Moyna N.M. 2001. Principles of
Exercise Training For Physicians, In Exercise and Sports Cardiology. Editor:
Thompson P.D., McGrawHill Companies, Inc.
Silverthorne D.V. 2001. Human
Physiology an Integrated Approach. 2th. Ed. New Jersey P – Hall, Inc.
Sumosardjuno S. 1994. Pengetahuan
Praktis Kesehatan dalam Olahraga 2. Jakarta. PT. Gramedia.
Soekarman R. 1986. Dasar Olahraga
untuk Pembina, Pelatih dan Atlit. Jakarta. CV. Haji Masagung.
Seiler S. 1996. Myocardial
Adaptations to Training. Article of Burns Telecommunications center. April.
1996. Montana State University – Bozeman.
Wilmore J.H. 2003. Aerobic Exercise
and Endurance. J of The Physician and Sports medicine, Vol.31 - No. 5 May.
2003.
Komentar
Posting Komentar